Wawancara Santai Episode 4: Ilmu Falak dalam penentuan awal Ramadhan

Wawancara Santai Episode 4: Ilmu Falak dalam penentuan awal Ramadhan

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh sahabat Latansa Cendekia. Pada sesi wawancara santai kali ini kami berhasil mewawancarai alumni Jurusan Ilmu Falak atau dikenal juga astronomi Islam, Fakultas Syari'ah, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Kami mewawancarai Ustadz Okky Darmawan. Ustadz Okky ini pernah melakukan pengamatan hilal di Jakarta beberapa tahun belakangan ini. Ustadz Okky juga pernah turut aktif di salah satu komunitas astronomi. Sekadar info, ilmu falak ini sudah ada dari zaman keemasan Islam (golden age) dahulu loh. Bahkan, sebelum zaman itu, para sahabat juga sudah mulai memikirkan penentuan atau penanggalan bulan berbasis pengamatan bulan (qamariyyah) dan benda langit lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat teliti dalam menggunakan pendekatan saintifik. Langsung saja, mari kita simak hasil wawancara kami bersama Ustadz Okky Darmawan perihal penentuan awal bulan menurut sudut pandang ilmu falak.

Q: Kita akhir-akhir ini menemukan istilah di masyarakat, yaitu "Sidang Isbat". Apa makna sidang isbat menurut ilmu falak?

A: Sidang isbat bisa diartikan sidang penetapan dalil syar'i di hadapan hakim dalam suatu majelis untuk menetapkan suatu kebenaran atau peristiwa yang terjadi. Namun, yang familiar di Indonesia sidang Isbat dilakukan oleh KEMENAG (Kementerian Agama) untuk menetukan awal bulan pada kalender hijriyah, yang cukup ramai biasanya bulan ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah karena sangat berkaitan dengan ibadah umat muslim sebagai mayoritas di Indonesia. Untuk saat ini, sangat ramai karena ada kemungkinan perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan dengan salah satu ormas yang sudah lebih dahulu menetapkan 1 ramadhan yg jatuh pada tgl 2 April 2022.

 

Q: Kenapa beberapa kondisi hasil sidang isbat penanggalan hijriyah ada yang berbeda-beda?

A: "Sidang Isbat kan untuk menetapkan suatu kebenaran/keputusan saat itu juga, mungkin perbedaan yang dimaksud itu hasil sidang Isbat berbeda dengan keputusan ormas ataupun lembaga lain terkait hasilnya. Karena dalam sidang Isbat sendiri keputusan diambil berdasarkan hasil yg terjadi di lapangan, dalam konteks penetapan awal Ramadhan ini, perbedaan terjadi karena adanya perbedaan yg metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan, yakni ada Rukyat Hisab dan Rukyat Hilal.

 

Q: Apa saja metode penentuan awal bulan/penanggalan?

A: Dalam menentukan penanggalan ada metode rukyat hisab dan rukyat hilal (bulan sabit). Metode hisab hanya mengandalkan perhitungan astronomis saja dalam menentukan posisi bulan, sedangkan rukyat hilal melakukan pengamatan (bulan) langsung di lapangan, dalam metode ini perhitungan astronomis hanya digunakan sebagai alat bantu dalam pengamatan.

 

Q: Alat apa yang biasa digunakan untuk metode penentuan metode hilal?

A: Alat bantu yang umum digunakan dalam penetuan awal bulan bulan teleskop/teropong dan gawang lokasi.

 

Q: Selain penentuan penanggalan, apa saja yang dilakukan umat Muslim dalam ilmu Falak ini?

A: Selain penentuan penanggalan dalam ilmu Falak ini, yang cukup familiar juga mempelajari perhitungan waktu sholat dan penentuan arah kiblat dengan menghitung pergerakan benda-benda langit.

Alhamdulillah, sekian sharing pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat untuk pembaca. Sampai jumpa di sesi wawancara berikutnya ya sahabat latansa cendekia.