
Wawancara Santai: Pertanyaan Seputar Sains, "Apakah Ramalan itu Saintifik?"
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Sahabat Latansa Cendekia. Pada kesempatan kali ini kami mewawancarai salah satu guru bidang IPA yang ada di SMAIT Latansa Cendekia. Beliau bernama Budiman Prastyo, S.Pd., sapaan akrabnya yaitu Pak Budi. Siswa SMAIT Latansa Cendekia pastinya tidak asing lagi, beliau saat ini mengampu mata pelajaran kimia. Selain itu juga, beliau kini mengurusi laboratorium ibnu hayyan SIT Latansa Cendekia.
Apabila pembaca artikel memiliki rekomendasi seorang tokoh tertentu (bisa guru, ustadz/ustadzah, ilmuwan, tokoh seniman dan lain sebagainya) yang bisa kami ajak berbincang, bisa beritahu kami ya! Hubungi kami melalui Direct Message di Instagram @smaitlc.id.
Pada sesi wawancara santai kali ini kami membatasi beberapa pertanyaan seputar topik "nyata atau nggak nyata sih?" dari beberapa fenomena yang ada di masyarakat sekitar, misalkan tentang ramalan. Yuk, mari kita simak beberapa pertanyaan yang masuk ke kami yang sudah dijawab oleh Pak Budi.
Q: “Pak, sudah berapa lama tertarik dalam bidang IPA?”
A: “Sebenarnya, kesukaan saya terhadap IPA itu sudah dari kecil ya, sekitar saya berumur 4 atau 5 tahun. Ketika itu orang tua saya membeli produk susu yang terdapat hadiahnya seperti buku sains, DVD sains, di antaranya juga ada yang bermuatan sejarah Indonesia. Nggak usah saya sebutkan merk susunya ya. Hehe.”
Q: “Wah, dari sejak dini ya. Kalau boleh tahu, tontonan waktu kecil dulu apa ya Pak?”
A: “ Tontonan waktu kecil yang memantik saya untuk terjun di bidang IPA, misalkan animasi Doraemon, animasi Adiboo--DVD hadiah dari produk susu yang saya maksud tadi, kemudian Magic School Bus, dll.”
Q: “Kalau buku bacaan yang biasa dibaca ketika itu?”
A: “Buku yang saya baca itu kebanyakan hadiah dari produk susu, yang orang tua saya beli tadi. Misalkan buku cerita bergambar (sejarah), kemudian ada buku praktikum (bergambar) menyenangkan anak---saya dapat dari hadiah produk sabun cuci pakaian. Dari buku praktikum itu juga yang membuat saya tertarik untuk jajal praktikum tersebut di rumah sebab menurut saya itu asyik.”
Q: “Kalau ketika Bapak sudah SMA atau Kuliah, ada pengalaman sains menarik apa Pak yang bisa dibagikan kepada kami?”
A: “Kalau masa SMA sebenarnya bisa dipantik terlebih dahulu mengenai pengetahuan metodologi ilmiah dan dasar-dasar berpikir sains. Adapun pengalaman sains juga bisa diasah sejak kecil atau SMA. Kalau masa kuliah, ini merupakan masa di mana kita dapat meng-explore lebih pengalaman kita. Misalkan, di bidang penelitian. Pada masa kuliah ini, banyak dana (uang) yang dapat membiayai penelitian kita. Maksud saya, kita dapat mengajukan dana penelitian ke kampus/pemerintah/instansi swasta. Jadi, jangan takut tidak bisa penelitian. Pengalaman berharga saya yaitu biasa melakukan penelitian tanpa khawatir dengan biaya. Ada beberapa judul penelitian yang alhamdulillah bisa terlaksana/terbit”
Q: “Pak Budi melihat fenomena edukasi sains di Indonesia saat ini seperti apa pak?”
A: “Saya pernah mengadakan penelitian tentang literasi sains. Hasil penelusuran saya, Indonesia masih lemah literasi sains-nya, hal ini ditunjukkan menurut survei PISA 2018. Juga, angka penyebaran hoaks yang ada di masyarakat Indonesia ini terbilang cukup tinggi. Artinya, masyarakat Indonesia masih mudah percaya dan mudah menyebarkan sesuatu yang belum mereka pahami sebab minimnya literasi sains”
Q: “Kalau Bapak melihat di zaman sekarang ini, fenomena apa yang akhir-akhir ini Bapak sedang lihat?”
A: “Saya melihat opini masyarakat mengenai hoaks sains---ini yang akhirnya saya jadikan judul penelitian di tahun 2020. Kemudian, ada juga yang saya lihat perihal kepercayaan masyarakat terhadap ramalan. Ini saya sangat miris, sebab hal itu bertentangan dengan agama dan juga sains.”
Q: “Bagaimana pandangan sains terhadap ramalan?”
A: “Sains tidak setuju dengan adanya ramalan---artinya, ramalan itu tidak saintifik. Jangankan sains, agama juga tidak setuju dengan adanya ramalan---ini termasuk syirik dalam agama. Syirik ini termasuk dosa besar, yang di mana orang musyrik tidak akan masuk surga kecuali dia bertaubat sebelum meninggal dunia.
Kembali ke pembahasan sains, kenapa ramalan tidak saintifik? Karena, secara keilmuwan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Tidak sesuai dengan metodologi ilmiah. Misalkan, fenomena ramalan zodiak/astrologi (berdasarkan waktu kelahiran/bintang), variabel kelahiran seseorang itu tidak relevan dengan kematian, jodoh, rezeki, atau sifat seseorang. Ada juga ramalan mengenai golongan darah. Ada tulisan yang enak dibaca mengenai mengenai ramalan golongan darah. Bisa klik di sini.
Saya pernah mengadakan praktikum di kelas XI, praktikum tersebut memeriksa golongan darah dari semua murid saya di kelas XI, kemudian saya tanyakan kepada murid saya, ‘apakah ada yang golongan darahnya sama di antara kalian? Apakah sifat/karakteristik kalian sama?’. Jawaban mereka, ‘tidak’. Misalkan saja, saya bergolongan darah ‘A’ SANGAT BERLAINAN SIFAT dengan salah satu orang yang memiliki golongan darah ‘A’ juga. Saya juga bertanya, ‘apakah ada yang bisa mengkorelasikan antara bulan kelahiran dengan sifat seseorang dalam satu kelas?’. Jawaban mereka, ‘tidak bisa’. Memang, semua variabel tersebut tidak ada korelasinya dengan sifat/karakteritik seseorang. Jadi, jangan berpercaya ramalan lagi.”
Q: “Bagaimana dengan istilah ‘ramalan cuaca’?”
A: “Oh, itu bukan ramalan yang tidak ada dasarnya. Lebih tepatnya, istilahnya bukan ramalan, tetapi ‘prakiraan cuaca’. Ini didasarkan pada pergerakan atmosfer atau angin. Prakiraan cuaca itu memiliki metodologi ilmiah, memiliki ilmu yakni Klimatologi.”
Q: “Bukankah ada seseorang yang dapat melihat masa depan Pak?”
A: “Seharusnya kita belajar dari kebodohan ramalan 2012 di beberapa tahun silam. Nabi Muhammad saja ketika ditanya kapan kiamat, beliau menjawab ‘hanya Allah Yang Mengetahui’. Nabi Muhammad dapat memprediksi suatu peristiwa di masa depan pun itu berasal dari petunjuk Allah. Misalkan ketika Nabi mengungkapkan mengenai prediksi kemenangan kaum Romawi melawan persia---ini petunjuk Allah melalui QS. Ar-Rum. Nabi Muhammad itu juga manusia, hanya saja beliau diberikan mandat sebagai Nabi dan Rasul. Beliau juga tetap menunjukkan hal manusiawi. Beliau ketika ingin mengetahui keadaan Bani Musthaliq yang jauh, beliau mengutus Khalid bin Walid untuk mencari informasi. Beliau tidak ‘menerawang’ atau menebak-nebak. Hal ini termaktub dalam tafsir QS. Al-Hujurat ayat 6. Bahkan, di riwayat lain, beliau pernah ingin diracuni melalui hidangan makanan dan beliau tidak mengetahuinya. Beliau mengetahui setelah atas izin Allah diberitahu oleh malaikat jibril bahwa makanan yang beliau makanan terdapat racun. Hal ini tertulis dalam sirah nabawiyah.”
Q: “Ada pesan untuk pembaca Pak, terkait literasi sains ini?”
A: “Sebenarnya, istilah sains atau ‘science’ jangan hanya diartikan untuk anak ‘IPA’ saja. Sains itu umum dan untuk siapa saja. Sains itu artinya ilmiah. Jadi, istilah sains bisa digunakan untuk ilmu sosial (social science), ilmu alam/IPA (natural science) atau agama (religion science). Mari kita tingkatkan literasi sains kita di bidang sains kita masing-masing. Yang anak IPA, perkuat bacaan IPA-nya. Anak IPS, perkuat bacaan IPS-nya, sesuai bidang masing-masing.”
Alhamdulillah, sahabat latansa cendekia, itu hasil wawancara santai dari mimin web LC bersama Pak Budi pada kesempatan kali ini. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari pembahasan literasi sains ini. Jangan lupa membaca buku ya teman-teman, semangat!