
Gerhana: Antara Mitologi, Sikap Rasul, dan Ilmu Sains
Sumber gambar: detik.com
Artikel ditulis oleh Budiman Prastyo (guru MIPA SMAIT Latansa Cendekia)
Gerhana bulan menurut direktorat sekolah dasar (2021):
Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan terutup oleh bayangan Bumi. Peristiwa ini hanya dapat terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tepat atau hampir membentuk garis lurus dan Bulan berada dalam fase Bulan purnama (https://ditpsd.kemdikbud.go.id/public/artikel/detail/proses-terjadinya-gerhana-bulan-dan-jenis-gerhana-bulan, diakses pada 8 November 2022).
Gerhana matahari menurut BRIN (2020) yaitu peristiwa yang terjadi ketika Matahari - Bulan - Bumi berada pada satu garis lurus. Namun kesegarisan ini tidak terjadi setiap saat karena orbit Bumi mengelilingi Matahari tidak satu bidang dengan orbit Bulan mengelilingi Bumi, melainkan miring sekitar 5,1 derajat terhadap ekliptika (https://ppiptek.brin.go.id/artikel/terjadinya-gerhana-matahari, diakses pada 8 November 2022).
Pada masyarakat yang belum mengenal teknologi pengamatan, terkadang fenomena tersebut dikaitkan dengan sebuah musibah atau makhluk halus. Bagaimana Islam memandang hal tersebut?
Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah." (HR Bukhari)
Asbabul wurud
Sebab Rasulullah bersabda seperti hadis yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Nabi ketika itu sedang mendapatkan musibah yakni anaknya yang bernama Ibrahim wafat. Bersamaan dengan hal itu, muncul gerhana matahari ketika itu. Kemudian, Rasulullah menjelaskan kepada para sahabat bahwa gerhana matahari tersebut tidak ada kaitannya dengan pertanda meninggal/lahirnya seseorang atau musibah seseorang. Rasulullah menganjurkan ketika gerhana terjadi untuk senantiasa mengingat Allah dengan shalat (shalat khusuf).
Kita sebagai umat Islam meyakini bahwa gerhana ini merupakan fenomena sains ciptaan Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah Yang Menjadikan Matahari, Bulan, Bumi, dan planet-planet beredar sesuai jalurnya (orbitnya). Kita sebagai manusia hanya bisa mengamati, meneliti, menghitung, dan lain sebagainya. Semua itu kekuasaan Allah, yang tidak ada mitos di dalamnya. Rasul pun telah menjelaskan bahwa gerhana tsb bukan merupakan tanda apa-apa, melainkan merupakan kuasa Allah. Oleh sebab itu, kita dianjurkan mengingat Allah dengan cara shalat. Semoga Allah Meridhai kita sekalian. Wallahu a'lam [].